Dalam dunia printing, pemahaman tentang perpaduan warna sangatlah penting agar kita bisa mendapatkan berbagai warna yang diinginkan dengan tepat. Setiap warna memiliki ciri khas masing-masing dan memiliki makna tersendiri. Tidak heran jika warna menjadi unsur penting dalam dunia printing agar menghasilkan sesuatu lebih indah.
Mungkin kamu hanya mengenal warna pokok, seperti mejikuhibiniu (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu) sebagai warna yang umum diketahui banyak orang. Berbeda dengan sekarang ini di mana banyak bermunculan warna – warna baru dengan istilah yang terkadang masih asing di telinga, seperti maroon, burgundy, neon, dongker dan masih banyak lagi.
Warna yang semakin kaya membuat dunia printing memiliki lebih banyak pilihan warna yang bisa digunakan dalam mencetak suatu produk, seperti jersey printing. Untuk bisa memilih warna yang tepat, ada baiknya kamu memahami dahulu dua sistem pewarnaan yang ada di dunia printing, yaitu RBG dan CMYK.
Kamu bisa memilih perpaduan warna yang tepat apabila sudah mengenal sistem pewarnaan RBG (Re Blue Green) dan CMYK (Cyan Magenta Yellow Black). Keduanya memiliki fokus yang berbeda, di mana RBG lebih fokus pada tampilan digital, sementara CMYK lebih fokus pada kepentingan percetakan atau printing.
Contents
Skema Warna Monokromatik dengan Warna yang Sama
Skema warna ini menggunakan satu warna yang sama, hanya memiliki beberapa shades (gelap), tints (terang) dan tones untuk menciptakan perpaduan ini berbeda dan bersifat monokromatik. Skema warna yang ditampilkan dalam bentuk roda ini memiliki kesan elegan dan bersih pada produk printing nantinya.
Shades (gelap) merupakan perpaduan antara warna murni yang dicampur dengan warna hitam. Sebaliknya, tints (terang) merupakan perpaduan dari warna murni dengan warna putih. Sedangkan, untuk tones merupakan hasil dari perpaduan warna murni yang dicampur dengan warna abu – abu sehingga membentuk gradasi dari gelap menuju terang.
Skema Warna Komplementer yang Unik
Skema ini memiliki perpaduan ini yang sangat menarik apabila dibandingkan dengan warna lain karena warna saling berlawanan. Pada dasarnya, mata manusia lebih tertarik dengan warna komplementer karena terlihat mencolok sehingga cocok dijadikan sebagai warna desain logo, brosur iklan atau umpan palsu saat memancing agar menarik perhatian.
Salah satu skema warna komplementer yang bisa dijadikan contoh adalah warna ungu dengan kuning. Kedua warna ini terbilang sangat berlawanan, tapi jika disatukan mampu menghasilkan sesuatu yang memikat. Skema warna ini dapat digunakan dengan tingkat kejenuhan dan kecerahan yang berbeda sesuai kebutuhan.
Skema Warna Analog dengan Tampilan 3 Warna
Skema warna satu ini memiliki tampilan tiga warna, yaitu satu warna pada roda dan dua warna di sebelahnya. Sebagai contoh ada skema warna analog dingin yang terdiri dari ungu, biru dan hijau, sedangkan warna analog hangat terdiri dari kuning, oranye dan merah.
Untuk membuat perpaduan warna menggunakan skema ini, maka diperlukan 3 sampai 5 warna berdekatan satu salam lain dalam roda. Skema analog adalah skema yang paling banyak diketahui oleh banyak orang dengan perpaduan dari warna hijau terang, kuning dan orange.
Kombinasi dari Skema Warna Triadic
Kombinasi tiga hue yang cenderung berjarak sama pada roda warna merupakan ciri khas dari skema warna triadic. Kombinasi warna yang sering digunakan menggunakan skema ini adalah kombinasi antara warna biru, kuning dan merah. Warna tersebut merupakan warna primer sehingga memiliki jarak yang sama pada roda.
Setiap warna tersebut memiliki makna di dalamnya, yaitu warna biru yang bersifat dingin dan mampu memecah suasana panas. Warna merah berfungsi untuk memperkuat gambar bersifat panas, sedangkan warna kuning menggambarkan kehangatan. Kombinasi ketiganya menciptakan kesan dinamis dan harmonis sehingga menjadi perpaduan yang tepat.
Skema dari Warna Split Komplementer
Perpaduan warna menggunakan skema ini membuat warna saling berseberangan letaknya dalam roda. Satu warna dan dua warna pada sisi objek yang saling bersamaan akan digunakan dalam perpaduan ini sehingga menjadi suatu hal menarik. Dalam skema ini, kamu akan mengenal warna primer, sekunder dan tersier yang memiliki ciri khas masing – masing.
Beberapa warna yang termasuk primer adalah warna biru, kuning dan merah, sedangkan warna sekunder terdiri dari warna hijau, oranye, dan ungu. Kemudian, untuk warna tersier merupakan warna di antara primer dan sekunder, misalnya saja warna ungu kemerahan, kuning kehijauan hingga perpaduan merah dan hijau.
Skema Warna Tetradic yang Saling Melengkapi
Skema warna ini memiliki dua pasangan yang begitu melengkapi satu sama lain secara bersamaan sehingga terjadi perpaduan warna yang indah dan menarik. Tampilan roda warna ini terdapat persegi panjang di atasnya yang menciptakan dua pasangan saling melengkapi sudut sebagai warna dasar pada perpaduan yang beragam dan kompleks.
Skema warna ini menggunakan dua set warna komplementer sehingga sering disebut dengan istilah ganda komplementer. Skema ini termasuk sulit menyeimbangkan perpaduan, meskipun warna terlihat bervariasi. Oleh karena itu, kamu harus bisa menentukan warna mana yang cocok untuk dipasangkan sehingga menghasilkan perpaduan sesuai harapan.
Skema Warna Persegi yang Memiliki 4 Warna Spasi Merata
Skema warna ini memiliki empat varian spasi secara merata di sekitar lingkaran warna dan sering juga disebut dengan skema warna tetradik. Skema warna paling kompleks dan beragam ini akan menghasilkan warna lebih baik jika kamu membiarkan satu warna menjadi dominan dibanding lainnya.
Meski demikian, kamu juga harus memperhatikan keseimbangan antara warna yang dipilih agar tercipta warna yang harmonis. Pastikan kamu memilih warna bersifat hangat dan sejuk agar terjadi keseimbangan yang tepat saat membuat desain pada digital printing. Itulah mengapa skema warna kompleks ini bisa dijadikan pilihan.
Bagi kamu yang masih bingung memadukan warna agar mendapatkan hasil terbaik, pastikan untuk memahami tiap skema warna yang ada dalam digital printing. Jangan ragu untuk mencoba warnanya terlebih dahulu sebelum mencetak perpaduan tersebut pada produk printing sehingga tidak terjadi kesalahan dalam perpaduan warna ini.
Artikel di website ini ditulis oleh Drajad DK, pelaku usaha aktif dan pengelola konten edukatif di Garuda Print.
๐ Lihat profil lengkap โ